Kamis, 31 Mei 2012

Pengendalian Pemanfaaatan Potensi Hutan Sum-Sel dalam mencegah Pemanasan Global

Sumatera Selatan yang penuh dengan penghijauan adalah tempat yang indah
     
    Indonesia memiliki daerah-daerah yang berpotensi besar dalam sumber daya hutan. Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa yang umumnya memiliki tingkat kesuburan yang tinggi. Hutan atau daerah yang dipenuhi dengan hijaunya tumubuhan sangat kaya di Indonesia. Negara yang terdiri dari beberapa pulau yang diantaranya adalah pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi Papua dan lai-lain, masing-masing memiliki potensi yang dapat memberikan kontribusi hasil hutan yang berkualitas. Terutama di daerah Sumatera Selatan. Provinsi yang memiliki cita-cita untuk menjadi Sumsel Lumbung Energi merupakan sikap optimis Sumatera Selatan dalam pemanfaatan sumber dayanya yang kaya. 
     Hutan memiliki solusi dalam pencegahan pemansan global. Hutan merupakan paru-paru dunia. Hutan dan tumbuhan berfungsi mengeluarkan Oksigen (O2) yang berfungsi sebagai bahan bakar dalam pernapasan makhluk hidup terutama manusia. Dalam mengeluarkan oksigen tumbuhan atau hutan perlu melakukan reaksi kimia dengan menghisap Karbon Dioksida (CO2) setelah itu baru dapat mengeluarkan oksigen. Sehingga dapat menjadi faktor utama bahwa hutan dapat memiliki potensi yang efektif dalam mencegah pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer bumi yang diakibatkan bertambahnya zat-zat gas rumah kaca.  Salah satunya yang paling besar mengkontribusi adalah Karbon Dioksida (CO2). Dalam seluruh masa hidupnya, satu batang pohon dapat menyerap 1 ton CO2.[1]  Satu pohon saja dapat melakukan hal tersebut dan bayangkan fungsinya bila dalam jumlah yang banyak.

Pembabatan hutan masal di SUMSEL (Sumber: Klik)
     Sumsel kaya akan sumber daya hutan yang luas. Kawasan hutan propinsi Sumatera Selatan yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 76/Kpts-II/2001 tanggal 15-03-2001 seluas ± 4.416.837 Ha. Luas kawasan hutan ini mencakup 40,43 % dari luas propinsi Sumatera Selatan. Kawasan hutan ini terdiri dari kawasan Hutan Konservasi, Hutan Lindung dan kawasan Hutan Produksi.[2] Hutan Sumatera Selatan merupakan salah satu aset Sumatera Selatan yang sangat memberikan keuntungan. Hutan atau penghijauan lainnya seperti sumber daya alam penghasil kayu, kebun teh, karet, sawit dan lain-lain memiliki kualitas yang tinggi dan berpotensi impor. Penebangan hutan dan pengolahan lainnya yang menimbulkan kerusakan kerap kali dilkukan agar dapat memberikan manfaat bagi Sumatera Selatan.  Penebangan hutan atau daerah hijau untuk mengasilkan kayu, penebangan hutan masal untuk dijadikan lokasi perkebunan, pertanian  atau peternakan dan lain-lain juga perlu dilakukan agar upaya menjadi sumber lumbung pangan Indonesia menjadi kenyataan.
SUMSEL Lumbung Pangan (Sumber: klik)
     Sumatera Selatan harus mendukung upaya global dalam mencegah pemanasan global. Dunia telah menyadari bahwa global sudah dalam kondisi buruk. Yang paling dekat dan baru-baru ini ditemukan adalah pemanasan global atau global warming. pemanasan global atau global warming adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi  yang disebabkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca. Aktifitas Manusia merupakan faktor utama dalam meningkatnya suhu bumi  tersebut. Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), Metana (CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewan-hewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan melepaskan CO2 yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.[3] dari pembahasan sebelumnya Sumatera Selatan juga terbilang banyak dalam mengolah hasil hutannya dan kemungkinan besar dapat mengkontribusi dalam pemanasan global.
     Pemanfaatan hasil hutan Sumatera Selatan perlu dikendalikan demi meningkatkan potensi Sumatera Selatan dalam mencegah pemanasan global. Melihat besarnya hasil hutan yang dihasilkan sumatera selatan tidak terlepas dari aktifitas yang berupa penebangan atau kerusakan lainnya. Hal itu dapat memberi kontribusi dalam peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di bumi dan menimbulkan pemanasan global. Sumatera Selatan dapat membantu untuk mencegah hal tersebut. Selain menjalankan rekomendasi dunia, Sumatera Selatan juga memiliki alternatif  lain dalam mencegah pemanasan global. Masyarakat yang cerdas dan kekayaan alam yang tinggi dapat mendukung kegiatan Sumatera Selatan dalam upaya pencegahan pemanasan global. Dengan kelebihan tersebut bagi Sumatera Selatan, pemanasan global merupakan hal yang tidak sulit untuk dihindari.
Kegiatan Penghijauan di Palembang SUMSEL (Sumber: Klik)
     Sumatera Selatan perlu menghentikan aktivitas yang dapat mengurangi areal hutan dan mengurangi aktivitas pemanfaatan hutan yang menyebabkan penebangan atau kerusakan pohon dan tumbuhan. Aktivitas penebangan dan kerusakan lainnya perlu dikurangi atau dihentikan pada hutan sumatera Selatan. Karena dari aktivitas tersebut akan menimbulkan banyak pelepasan karbon dioksida yang merupakan kontribusi terbesar dalam peningkatan gas rumah kaca di atmosfir bumi. Itu sudah pasti dapat menjadi penyokong dalam pemanasan global. Telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya hutan atau tumbuhan dapat menghisap karbon dioksida dan melakukan reaksi kimia untuk menghasilkan oksigen. Pada pohon tersebut terjadi penyimpanan karbon dioksida yang banyak untuk melakukan reaksi kimia tersebut. Akan tetapi apabila dalam prosesnya digagalkan seperti penebangan atau kerusakan lainya maka secara otomatis karbon dioksida yang sebelunya terserap akan dilepaskan kembali dan upaya hutan atau tumbuhan dalam meringankan pemanasan global menjadi sia-sia. Selain itu Sumatera Selatan perlu melakukan penghijauan.  Hutan atau areal penghijauan di Sumatera Selatan perlu diperluas agar dapat menghisap banyak karbon dioksida (CO2) sehingga dapat mengurangi konsentrasi gas rumah kaca pada atmosfir bumi. Dengan penghijauan yang luas dapat memberikan manfaat yang sangat luar biasa bagi Sumatera Selatan. Udara yang menyehatkan dan ancaman bencana-bencan global warming dapat dihindari.
     Jadi dapat disimpulkan bahwa Sumatera Selatan yang memiliki cita-cita menjadi sumber lumbung pangan perlu juga memperhatikan masalah besar pemanasan global. Dengan meningkatkan areal hijau hutan dan mengurangi atau menghentikan kerusakan hutan merupakan solusi efektif yang dapat dilancarkan Sumatera Selatan dalam mendukung upaya global dalam mencegah dan mengurangi pemanasan global. Masyarakat Sumatera Selatan yang cerdas, sehat  dan sejahtera merupakan hal yang  tidak sulit untuk digapai. Sumatera Selatan dalah provinsi yang kaya dan dapat menjadi contoh yang konkret dalam upaya pemanfaaatan potensi hutan dalam mencegah pemanasan global.

[1] http://api.viglink.com/api
[2] Pusat Inventarisasi dan Statistik Kehutanan Badan Planologi Kehutanan . 2002. Data dan informasi kehutanan Propinsi sumatera selatan. Jakrata: Departemen Kehutanan Indonesia.
[3] http://anan-nur.blogspot.com/2010/10/apa-itu-pemanasan-global.html